Pafipckwandang, Aksi Kamisan Medan, pertama kali digelar di Jakarta pada tahun 2007 oleh para keluarga korban pelanggaran HAM di Indonesia. Di Medan, Aksi Kamisan dimulai pada tahun 2017 dan terus berlangsung hingga kini. Aktivis dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, pegiat HAM, dan masyarakat umum, berkumpul setiap Kamis di Lapangan Merdeka untuk mengingatkan pemerintah tentang pentingnya menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM yang belum tuntas.
Makna dan Tujuan Aksi Kamisan Medan
Memiliki makna yang mendalam bagi para aktivis dan keluarga korban. Aksi ini juga menjadi simbol perlawanan terhadap lupa kolektif dan upaya menuntut keadilan yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara.
Tujuan utama dari Aksi Kamisan adalah untuk menekan pemerintah agar serius menangani kasus-kasus pelanggaran HAM dan memberikan keadilan bagi para korban. Selain itu, aksi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hak asasi manusia dan mendorong partisipasi aktif dalam memperjuangkan keadilan.
Refleksi Aktivis Tentang Perjalanan Aksi Kamisan Medan
Para aktivis yang terlibat dalam Aksi memiliki refleksi yang beragam tentang perjalanan aksi ini.
Seorang aktivis, Fitriani, mengatakan, “Aksi Kamisan bukan hanya sekadar aksi diam, tetapi sebuah simbol perjuangan yang tak kenal lelah. Kami di sini untuk mengingatkan pemerintah dan masyarakat bahwa keadilan harus ditegakkan, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan.”
Tantangan dan Harapan
Meskipun Aksinya terus berlangsung, para aktivis menghadapi berbagai tantangan, termasuk minimnya perhatian media dan dukungan publik yang fluktuatif. Namun, mereka tetap optimis bahwa dengan konsistensi dan solidaritas, tujuan mereka akan tercapai.
Harapan para aktivis adalah agar pemerintah lebih responsif terhadap tuntutan mereka dan segera menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM yang masih terbengkalai. Mereka juga berharap masyarakat semakin sadar dan terlibat dalam perjuangan menegakkan keadilan dan hak asasi manusia.